Beberapa hari yang lalu terjadi kerusuhan di Monas, Jakarta. Massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama and Berkeyakinan (AKK-BB) yang sedang mengadakan aksi mereka diserbu oleh massa FPI. Puluhan korban jatuh, mulai dari luka lecet, dagu yang sobek, sampai geger otak. Terlepas dari isu yang dipermasalahkan oleh FPI, saya sungguh tidak melihat hak apa yang memperbolehkan mereka melakukan tindakan anarkis tersebut. Salah seorang FPI bahkan menyatakan mereka tidak perlu meminta izin dari polisi untuk membubarkan massa AKK-BB.
Hal ini membawa ingatan saya ke bulan Ramadhan. Bulan suci bagi kaum Muslim ini dirusak ke-khusyukan-nya oleh massa FPI yang melakukan sweeping ke tempat-tempat hiburan. Atas nama agama mereka melakukan perusakkan properti, rakyat sipil pun banyak yang menjadi korban. Pertanyaan sama yang akan saya tanyakan ialah apa hak mereka?
Apakah mereka tidak mengetahui Indonesia adalah negara hokum yang berasaskan Pancasila? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa fungsi keamanan sipil adalah tanggung jawab dari POLRI? Apakah FPI tidak mengetahui bagaimana cara manusia yang ber-adab menyelesaikan konflik dan masalah: dengan kayu dan batu, ataukan dengan dialog yang membangun? Pertanyaan berikut apakah hal-hal tersebut patut dilakukan oleh orang yang mengaku dirinya beragama?
Menurut saya pribadi, apa yang dilakukan FPI sudah mempermalukan Indonesia dan Islam. Citra Indonesia sebagai negara demokrasi yang terbesar di dunia menjadi tercoreng. Hal ini tentu saja memperburuk stabilitas keamanan dan ekonomi. Di satu pihak kita ingin menciptakan iklim yang kondusif untuk pembangunan, di lain pihak hal-hal yang dilakukan oleh FPI mengirimkan sinyal mengenai lemahnya rule of law di Indonesia. Di sisi yang lain, citra Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia juga tercoreng. Apakah ini Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW? Saya terus terang lebih menghormati Islam dari Muhammadiyah dan ICMI yang menekankan pendekatan scholar daripada yang katanya Pembela Islam tapi geradak-geruduk mengacaukan keamanan?
Apa Solusinya? Saya pikir hanya satu solusi. POLRI harus menindak tegas massa FPI, tangkap semua yang terlibat dalam kerusuhan Monas. Para “jagoan” jalanan itu harus diberi pelajaran yang setimpal dengan perbuatannya. Saya setuju dengan Sdri Eva Sundari dari komisi III DPR yang menyatakan FPI harus dibubarkan. Lepaskan isu agama, saya pikir`teman-teman Muslim akan juga bertanya, apa hak mereka membawa nama Islam?
Ronn
June 2nd 2008
2 comments:
Argumen FPI dalam kasus monas
1. Aksi AKK-BB di monas tidak mendapat ijin dari polda metro jaya
1a. Polda tidak mengijinkan karena disekitar monas sudah ada aksi yang dari HTI yang juga mengundang FPI
2. AKK-BB melakukan aksi di area terlarang (di dalam monas)
3. oknum AKK-BB membawa senjata
3a. artinya AKK-BB siap bentrok
Dibalik Kegarangannya, ternyata FPI tidak bisa dipandang sebelah mata. FPI bukan preman kampung yang belum pernah makan
bangku sekolahan.
mereka tau bagaimana memposisikan diri di negara yang memiliki hukum ini.
Anyway, saya tidak membenci pola FPI, karena agama itu bukan hanya kitab tapi juga pedang, bukan hanya kebenaran tapi
kekuatan. tanpa kekuatan, kebenaran tidak bisa ditegakkan. tanpa pedang, kitab akan dilecehkan.
dah ah, mo kerja dl, cari nafkah buat anak istri
Sama2 melecehkan agama, satu ga mengakui nabi satu lagi dengan pola kekerasan. bahkan nabi pun berusaha tidak ada pertumpahan darah WALAUPUN dia diserang...ini tanpa ada peperang tiba2 menyerang..mana ada itu.
dr kmrn juga kerjaannya melakukan pembenaran..sekarang seenak udel nuntut2 org...tau hukum? ga tuh...kalo tau mereka harusnya tau dampak perbuatan mereka...sok tau sih iya...asumsi2 sembarangan tanpa ada bukti nyata...asbun kalo kata org mah
Post a Comment